Notification

×

Iklan

Iklan

Ram Tahir S.PD.i : Festival Apangi Selaras Dengan Kurikulum Merdeka

Minggu, 31 Juli 2022 | Juli 31, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-10-02T08:23:13Z

MEDIA SUKAMAJU - Dengan semangat yang berapi-api melalui pengeras suara Masjid Jami Al-Ikhlas Desa Sukamaju, Ram Tahir S.PD.i yang merupakan salah satu Guru di SDN 04 Wonosari melancarkan Kiat-kiat Marketingnya untuk membantu para siswa SDN 04 Wonosari dalam menjajakan Kue kepada Masyarakat Desa Sukamaju pada Festival Apangi yang digelar di area Masjid Jami Al-Ikhlas Desa Sukamaju, Sabtu 30 Juli 2022. 


Ram Tahir S.Pd.I


Usaha pun membuahkan hasil, Selama kurang lebih 10 menit berlalu, para Siswa mulai kewalahan melayani para pembeli. Hampir semua pengendara yang melintas berhenti sejenak dan langsung membeli bahkan ada yang datang secara berkelompok. Kue Apangi yang dijajakan dengan harga Rp 5.000 dan dikemas dalam mika lengkap dengan saus gula merahnya yang sangat menggoda selera ini dalam sekejap sudah laris dibawa pulang pembeli. Akhirnya para pembeli yang datang belakangan harus bersabar menunggu. Adonan kue Apangi yang sementara dimasak oleh siswa dan para orang tua hanya menyisahkan separuh dandang besar, karena adonan yang separuh sebelumnya yang sudah masak telah habis terjual.

 

Ram Tahir S.Pd.I
Para Guru Dan Orang Tua Siswa Saling membantu
dan Berpacu membuat Kue Apangi


Menjelang akhir Festival Apangi Ram Tahir S.PD.i selaku salah satu Tokoh penggagas Festival Apangi yang juga merupakan Guru Idaman Siswa-siswi SDN 04 Wonosari dalam Dialognya mengungkapkan bahwa kegiatan pestival ini dilaksanakan tidak harus pada perayaan hari besar islam, tetapi karena berhubung dalam sistem pembelajaran anak SD saat ini sudah menggunakan kurikulum merdeka yang ada hubungannya dengan iman dan ketaqwaan maka acara ini dipadukan bersama.


Ram Tahir juga menuturkan bahwa kurikulum merdeka saat ini sangat bagus diterapkan kepada anak-anak walaupun pada awalnya sulit tetapi setelah dikenal melalui pelatihan akhirnya mulai mencintai kurikulum merdeka saat ini.


Acara ini, ungkap Ram Tahir, tidak harus menunggu acara perayaan hari besar islam,  tetapi karena secara kebetulan momen saat ini adalah momen untuk meramaikan perayaan Tahun Baru Islam, karena disitu juga ada beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa jadi sekalian dipadukan dengan acara pada hari ini, jadi hari ini memang sudah sinkron dengan kurikulum merdeka belajar. 


Awalnya ketika datang regulasi ini memang semuanya mengeluh dikarenakan kurikulum lama belum selesai dilaksanakan sekarang sudah diganti lagi dengan kurikulum merdeka yang saat ini. Tetapi ternyata, setelah dikenal ibarat pepatah mengatakan Tak kenal maka tak cinta, setelah mengikuti pelatihannya ternyata para guru-guru sudah mulai berangsur-angsur menimbulkan benih-benih cinta terhadap kurikulum merdeka ini, pokoknya bagus. 


Ternyata memang bagus kiat-kiat dari Mentri Nadin ini, beliau merubah regulasi kurikulum sesuai dengan perkembangan jaman. Menurut beliau karena kurikulum K13 itu tidak cocok lagi dengan jaman yang kita jalani sekarang. Jadi beliau ganti. Nah disitulah nilai bagusnya kurikulum merdeka, sangat bagus sekali karena memuat beberapa dimensi pendidikan proyek penguatan profil belajar Pancasila. Di antaranya adalah :

  1. Dimensi Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa dan Berakhlak Mulia, artinya, Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara. 
  2. Dimensi Berkebinekaan Global, artinya Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen kunci dari berkebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
  3. Dimensi Gotong royong, artinya  Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi
  4. Dimensi mandiri artinya Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
  5. Dimensi bernalar kritis artinya Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir dalam mengambilan keputusan.
  6. Dimensi Kreatif artinya Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal serta memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan.


Di akhir dialognya, Ram Tahir yang juga guru aktif dalam mensyiarkan dakwah islam ini menjelaskan tentang hasil penjualan kue Apangi untuk dijadikan sebagai modal lagi untuk berwirausaha yang berkelanjutan.


Adapun modal untuk pembuatan kue untuk festival apangi ini sekitar Rp 200.000 sementara total pendapatan adalah Rp 850.000. untuk uang hasil penjualan kue pada festival apangi ini, akan kembali dijadikan sebagai modal berwirausaha yang berkelanjutan, misalnya minggu ini kegiatannya festival apangi maka diminggu berikutnya Kita ganti lagi misalnya penjualan Sorba atau bisa jadi Bubur ayam atau jenis wirausaha jenis apa saja yang lainnya, imbuhnya.


Editor oleh Bahata

×
Berita Terbaru Update